Pengembangan
XML dimulai pada tahun 1996 dan menjadi standar W3C sejak Februari 1998.
Teknologi ini bukan merupakan barang baru. Sebelum XML sudah ada apa yang
dinamakan SGML, yang dikembangkan pada awal tahun 80-an, menjadi standar ISO
sejak 1986, dan digunakan secara luas untuk berbagai proyek dokumentasi
berskala besar. Pengembangan HTML dimulai pada tahun 1990. Desainer XML mengambil bagian terbaik dari SGML, dan didukung
pengalaman dengan HTML, menghasilkan sesuatu yang tidak kalah hebat
dibandingkan SGML, namun jauh lebih umum dan lebih sederhana untuk digunakan.
Sebagai tambahan, SGML lebih banyak digunakan untuk dokumentasi teknis dan
jarang digunakan untuk data jenis lain, sementara XML sebaliknya.
XML merupakan singkatan dari Extensible Markup Language. Dari
kepanjangan tersebut kita dapat melihat ada dua kata kunci, yaitu ‘Extensible’ dan ‘Markup’. Markup berarti
bahasa ini berisi kode-kode instruksi yang harus diterjemahkan oleh suatu
aplikasi lain untuk menjalankan proses eksekusi yang sesungguhnya. Dalam hal
ini, aplikasi yang menterjemahkan bahasa markup
adalah web browser. Hasil eksekusi ini biasanya adalah bagaimana
menampilkan data ke layar monitor.
Extensible mengandung arti bahasa XML dapat kita perluas
sendiri sehingga tag-tag atau kode-kode di dalamnya dapat kita
definisikan sendiri. Keuntungan
kita memiliki tag-tag sendiri adalah kita dapat mendefinisikan sendiri
jenis dan fungsi data yang kita buat. Sehingga, jumlah jenis dan fungsi data
yang kita miliki menjadi tak berhingga. Kemampuan inilah yang menjadi kekuatan
utama XML, karena di era pertukaran informasi yang besar saat ini, kita sangat
memerlukan definisi mengenai jenis dan fungsi data yang banyak.
Di samping itu, dengan bantuan bahasa stylesheet, pemrograman, atau scripting (Java, PHP, dan lain-lain),
XML mampu memisahkan antara content dan layout dari suatu
dokumen. Kemampuan ini memudahkan pengembangan aplikasi yang berbasis XML,
karena data tidak bercampur dengan kode-kode untuk menampilkannya, seperti yang
terjadi pada HTML. Hal ini menyebabkan tingkat skalabilitas aplikasi yang
menggunakan XML menjadi tinggi.
XML juga merupakan bahasa yang non vendor specific, artinya tidak terikat
oleh suatu pengembang perangkat lunak atau bahasa tertentu seperti Sun Microsystem, Microsoft, dan Oracle.
XML sendiri
merupakan sebuah bahasa yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium
(W3C) pada tahun 1998. XML merupakan derivat dari SGML (Standard Generalized Markup Language), yang juga merupakan bahasa
yang extensible, namun sangat kompleks.
Spesifikasi SGML sendiri mencakup lebih dari 500 halaman.
XML adalah respon
atas tantangan yang tidak mampu dijawab oleh HTML secara skalabilitas,
integritas data, serta universalitas. Meskipun HTML dapat dikatakan universal
untuk semua platform sistem operasi maupun browser,
dia tidak dapat dipakai dalam platform
non-PC, seperti PDA, handphone, dan
peralatan bergerak lainnya. Sebaliknya, struktur XML memungkinkannya untuk
menjadi bahasa markup yang universal, bahkan bisa diterapkan pada platform non-PC. Oleh karena sifat
inilah, salah satu aplikasi yang paling banyak memanfaatkan keuntungan XML
adalah aplikasi yang banyak melakukan pertukaran data, misalnya aplikasi B2B (Business to Business).
Integritas data dalam XML dapat diterangkan
dengan membandingkan data yang dipertukarkan dari Database Management System (DBMS) dengan data yang dipertukarkan
dari dan dalam format XML. Dalam DBMS, data hanya terintegrasi (terdefinisi
tipe, struktur, dan relasinya) di dalam DBMS itu sendiri. Namun, ketika data tersebut
dikirimkan, data menjadi tidak terintegrasi lagi. Untuk mengintegrasikannya
kembali dibutuhkan suatu pemrograman khusus, yang tentu saja membutuhkan kerja
ekstra. Faktor ini menghambat fleksibilitas sistem pertukaran data. Tingkat
fleksibilitas menjadi semakin rendah bila terdapat banyak jenis DBMS dalam
suatu jaringan pertukaran data.
Dengan XML, data terintegrasi kuat baik di
dalam sistem penyimpanan data maupun setelah data tersebut dikirimkan.
Kemampuan integrasi data ini membuat data XML bersifat siap digunakan, dan
tidak dibutuhkan pemrograman tambahan untuk mengintegrasikannya kembali.
Kemudian, karena sifat XML yang non vendor specific, maka dalam suatu
jaringan pertukaran data, XML menjadi suatu wahana yang universal yang mampu
menampung semua jenis informasi dalam suatu format yang seragam. Kemampuan ini
membuat sistem yang mempertukaran data dalam format XML memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi.
Sebuah dokumen XML terdiri atas teks dan elemen.
Elemen-elemen dalam dokumen XML dapat mengandung teks atau elemen lain. Elemen
juga dapat mengandung atribut-atribut. Setiap dokumen XML harus memiliki sebuah
pendeklarasian tipe dokumen yang diletakkan di posisi paling atas dokumen.
Setiap dokumen juga harus memiliki sebuah elemen root yang mencakup
semua teks dan elemen-elemen lain dalam dokumen. Semua elemen dalam dokumen XML
harus dalam bentuk yang well-formed, artinya pendeklarasian elemen harus
memiliki start tag dan end tag. Dokumen XML juga dapat memiliki
deklarasi untuk menghubungkannya dengan XSL sebagai bahasa untuk menampilkan
dokumen.
1 komentar:
WEB ANDA TERLALU BERAT
Posting Komentar
Silahkan TInggalkan Komentar Anda di Blog Saya..
No SPAM and No PORN...
Terimakasih Telah meninggalkan Jejak Anda